Backpacker pemula menikmati perjalanan pertama tanpa takut tersesat, dengan peta di tangan dan semangat petualangan di hati.
Dari Niat Jalan-Jalan Sampai Nekat Solo Traveling
Pernah nggak, kamu scroll media sosial, lihat teman jalan ke luar kota sendirian, terus tiba-tiba mikir, “Wah, keren banget, ya. Pengen juga deh kayak gitu”? Nah, di situlah biasanya muncul bibit backpacker pemula. Tapi begitu mulai nyari tiket, cari hostel, atau baca peta kota tujuan, langsung muncul rasa takut: “Gimana kalau nyasar? Gimana kalau duitnya nggak cukup?”
Santai, kamu nggak sendiri. Hampir semua backpacker pemula pernah ngerasain hal itu. Bahkan traveler senior pun dulu pernah takut tersesat di kota asing. Bedanya, mereka udah belajar trik-triknya biar nggak panik di jalan.
Menjadi backpacker itu bukan cuma soal jalan murah. Lebih dari itu, ini tentang cara berpikir. Kamu belajar percaya diri, beradaptasi, dan ngatur semuanya sendiri. Dan kabar baiknya, semua itu bisa kamu pelajari, step by step.
Di artikel ini, aku bakal bantu kamu ngelewatin masa-masa “takut tersesat” itu. Kita bakal bahas dari cara riset destinasi, manajemen uang, sampai tips menghadapi situasi darurat di jalan. Santai aja, bahasanya ringan, tapi isinya padat banget—langsung dari pengalaman dua dekade keliling Indonesia dan Asia Tenggara.
1. Kenapa Banyak Backpacker Pemula Takut Memulai?
Rasa takut itu hal wajar, apalagi buat backpacker pemula. Tapi biasanya, ada beberapa alasan klasik yang bikin langkah pertama terasa berat banget.
1.1 Takut Nyasar di Tempat Asing
Ini yang paling umum. Peta digital kadang nggak akurat, sinyal internet hilang, dan kamu belum familiar sama lingkungan sekitar. Tapi percaya deh, justru di momen “nyasar” itu kamu belajar banyak hal baru—kayak berinteraksi sama warga lokal, baca rambu jalan, dan improvisasi dengan instingmu sendiri.
Trik kecil dari pengalaman pribadi: selalu simpan peta offline dan alamat penginapan di HP. Jangan bergantung 100% sama Google Maps. Aplikasi seperti Maps.me atau Here WeGo bisa diunduh sebelum berangkat. Jadi, meski sinyal hilang, kamu tetap tahu arah.
1.2 Khawatir Uang Nggak Cukup
Banyak orang pikir jadi backpacker itu artinya harus superhemat sampai nggak nyaman. Padahal nggak gitu juga. Backpacking bukan tentang hidup susah, tapi tentang mengatur prioritas.
Misalnya, kamu bisa pilih penginapan hostel dorm biar hemat, tapi tetap jajan makanan lokal yang khas. Intinya, tahu kapan harus hemat dan kapan harus nikmatin momen.
1.3 Kurang Percaya Diri Jalan Sendiri
Ini masalah mental yang sering banget muncul. Tapi begitu kamu keluar dan ngalamin langsung, kepercayaan diri itu akan tumbuh alami. Banyak backpacker pemula yang awalnya ragu, tapi setelah perjalanan pertama, malah ketagihan.
Kuncinya? Mulai dari yang kecil dulu. Misal, traveling ke kota tetangga buat dua hari. Kalau udah nyaman, baru deh lanjut ke rute yang lebih jauh.
2. Persiapan Mental: Kunci Utama Bagi Backpacker Pemula
Sebelum ngomongin barang bawaan atau itinerary, ada satu hal yang lebih penting: mental siap jalan. Banyak yang gagal menikmati perjalanan karena belum siap menghadapi ketidakpastian di jalan.
2.1 Belajar Lepas dari Zona Nyaman
Backpacking itu tentang keluar dari rutinitas. Kamu nggak bisa berharap semuanya berjalan sempurna. Kadang hostel penuh, kereta telat, atau makanan nggak sesuai selera. Tapi di situlah justru seninya.
Bayangin aja: kamu lagi nunggu bus di pinggir jalan kecil di Laos, terus ngobrol sama traveler lain yang ternyata punya kisah hidup keren banget. Itulah momen yang nggak akan kamu dapetin kalau kamu selalu main aman.
2.2 Melatih Keberanian & Fleksibilitas
Sebagai backpacker pemula, kamu perlu belajar adaptasi cepat. Contoh sederhana: kalau rencana A gagal, langsung punya plan B. Jangan panik. Dunia nggak akan runtuh cuma karena kamu salah turun stasiun.
Aku pribadi sering banget ngalamin hal itu. Tapi karena udah terbiasa fleksibel, semuanya bisa berubah jadi pengalaman lucu buat diceritain nanti.
2.3 Berani Bilang “Ya” pada Petualangan
Kadang, kesempatan seru datang tiba-tiba—teman baru ngajak ke pasar tradisional, warga lokal nawarin naik motor keliling desa, atau ada festival dadakan. Kalau kamu terlalu banyak mikir, momen itu bisa lewat begitu aja.
Tapi tetap ingat, “berani” bukan berarti “nekat”. Tetap utamakan keselamatan. Kalau situasi terasa nggak aman, percaya instingmu buat mundur.
3. Riset Destinasi Sebelum Berangkat
Banyak backpacker pemula langsung beli tiket tanpa riset, lalu kaget begitu nyampe. Padahal, riset adalah pondasi perjalanan sukses. Dengan riset matang, kamu bisa hemat waktu, uang, dan tenaga.
3.1 Pelajari Karakter Kota atau Negara Tujuan
Setiap tempat punya ritme dan budaya sendiri. Misalnya, di Jepang, orang jarang ngobrol keras di tempat umum. Di Bali, kamu perlu tahu waktu upacara keagamaan biar nggak ganggu kegiatan warga lokal.
Sedikit riset soal kebiasaan lokal bisa bikin perjalananmu lebih lancar dan kamu juga terlihat lebih menghargai tempat yang kamu kunjungi.
3.2 Baca Review & Pengalaman Traveler Lain
Gunakan platform seperti TripAdvisor, Backpacker Indonesia, atau Reddit r/travel buat cari info jujur dari sesama pelancong. Tapi jangan telan mentah-mentah semua review. Ambil intinya, sesuaikan dengan gayamu sendiri.
Kadang, pengalaman buruk orang lain bisa jadi pelajaran penting buat kamu.
3.3 Buat Daftar Prioritas Destinasi
Jangan terlalu ambisius pengen lihat semuanya. Lebih baik pilih 3–4 tempat yang bener-bener kamu pengen datangi dan nikmati lebih dalam. Backpacking bukan lomba, tapi perjalanan menikmati proses.
4. Barang Wajib Bagi Backpacker Pemula
Salah satu kesalahan klasik backpacker pemula adalah bawa terlalu banyak barang. Akibatnya, punggung pegal, koper berat, dan malah repot sendiri. Padahal prinsip backpacking itu simpel: “travel light, travel right.”
4.1 Pilih Tas yang Nyaman dan Fungsional
Tas adalah rumahmu selama perjalanan. Jangan asal beli karena modelnya keren. Pastikan bahannya kuat, ada sabuk pinggang, dan kapasitasnya pas — biasanya 40–50 liter cukup untuk perjalanan 1–2 minggu.
Pro tip: pilih tas dengan bukaan depan (front loading), bukan cuma bukaan atas. Jadi kamu nggak perlu bongkar semua barang cuma buat ambil kaus kaki di dasar tas.
4.2 Barang-Barang yang Harus Ada
Beberapa barang kecil justru paling berguna di jalan. Nih, checklist singkat:
- Power bank minimal 10.000 mAh
- Botol minum lipat (hemat plastik dan air)
- Kantong laundry & plastik waterproof
- Obat pribadi + P3K mini
- Kunci kecil untuk loker hostel
- Senter kecil atau headlamp
Percaya deh, hal-hal kecil ini sering banget jadi penyelamat di situasi tak terduga.
4.3 Jangan Lupa Digital Toolkit
Sebagai backpacker pemula, gadget juga penting, tapi gunakan secukupnya. Unduh aplikasi penting seperti:
- Maps.me (peta offline)
- Booking.com atau Agoda (akomodasi)
- Trail Wallet (catatan keuangan)
- Google Translate offline
Jangan lupa backup dokumen penting seperti paspor, tiket, dan asuransi ke cloud. Jadi kalau HP atau dokumen hilang, kamu masih punya salinannya.
5. Manajemen Uang untuk Backpacker Pemula
Salah satu seni terbesar dalam dunia backpacking adalah mengatur uang tanpa kehilangan seru-serunya perjalanan. Banyak backpacker pemula terlalu fokus hemat, sampai lupa menikmati.
5.1 Buat Anggaran Harian Realistis
Sebelum berangkat, riset dulu biaya hidup rata-rata di tempat tujuan. Misalnya, di Vietnam biaya makan sekitar Rp30.000–40.000 per porsi, sedangkan di Jepang bisa dua kali lipatnya. Dari situ, kamu bisa hitung kebutuhan harian.
Tipsnya:
- Tentukan batas maksimal pengeluaran harian (misal Rp400.000).
- Gunakan aplikasi seperti Wallet atau Money Manager untuk mencatat pengeluaran.
- Simpan uang darurat minimal 20% dari total anggaran.
5.2 Pisahkan Uang di Beberapa Tempat
Jangan simpan semua uang di satu dompet. Simpan sebagian di tas utama, sebagian di saku tersembunyi, dan sebagian lagi di rekening bank online. Jadi kalau dompet hilang, kamu masih punya cadangan.
5.3 Manfaatkan Promo & Diskon Traveler
Gunakan promo flight deal, backpacker card, atau student discount. Banyak situs seperti Skyscanner, Traveloka Explore, atau NomadList sering ngasih info promo yang bisa hemat sampai 50%.
Jangan malu bertanya ke traveler lain soal diskon lokal — kadang mereka tahu trik yang nggak ditulis di internet.
6. Keamanan di Jalan: Waspada Tapi Jangan Parno
Banyak backpacker pemula takut pergi jauh karena khawatir keamanan. Padahal, dengan persiapan dan sikap yang benar, risiko bisa ditekan sekecil mungkin.
6.1 Selalu Simpan Dokumen Penting di Tempat Aman
Gunakan money belt atau dompet dalam yang disembunyikan di bawah baju. Bawa fotokopi paspor dan visa di tas terpisah. Kalau bisa, scan semua dokumen dan simpan di cloud seperti Google Drive.
6.2 Hindari Menunjukkan Barang Berharga di Tempat Umum
Ini aturan klasik tapi sering dilanggar. Hindari memakai perhiasan mencolok, memegang HP mahal di keramaian, atau buka dompet di jalan.
Gunakan crossbody bag dengan ritsleting menghadap ke badan, terutama saat naik transportasi umum.
6.3 Bangun Intuisi dan Percaya Insting
Kalau kamu merasa suasana nggak enak — entah di hostel, pasar, atau kendaraan — segera cari tempat aman. Intuisi sering jadi alarm alami. Lebih baik terlalu hati-hati daripada menyesal belakangan.
7. Tips Berinteraksi dengan Warga Lokal
Salah satu hal paling berharga dari backpacking adalah bertemu orang-orang baru. Tapi, kadang backpacker pemula masih canggung berinteraksi.
7.1 Belajar Sapaan Dasar dalam Bahasa Lokal
Ucapan sederhana seperti “Terima kasih”, “Permisi”, atau “Berapa harganya?” bisa membuka banyak pintu. Warga lokal akan lebih hangat kalau kamu berusaha menghargai bahasanya.
7.2 Hormati Budaya dan Norma Setempat
Jangan asal foto orang tanpa izin, apalagi di tempat suci. Kalau nggak yakin dengan aturan berpakaian atau perilaku, tanya warga setempat atau lihat cara orang lokal bertindak.
7.3 Tunjukkan Rasa Ingin Tahu yang Tulus
Alih-alih nanya “Di mana tempat wisata terbaik?”, coba tanya, “Tempat favorit warga lokal buat nongkrong di sini di mana, ya?” — pertanyaan kayak gini bikin obrolan lebih hidup dan sering kali membuka pengalaman yang nggak biasa.
8. Jaga Kesehatan Selama Backpacking
Badan sehat = perjalanan lancar. Banyak backpacker pemula lupa makan teratur atau kurang tidur karena terlalu semangat jalan.
8.1 Istirahat Cukup, Meski Cuma Tidur di Hostel
Tidur 6–7 jam tetap penting, walau di kamar dorm rame. Gunakan earplug dan sleep mask buat bantu tidur lebih nyenyak.
8.2 Jangan Skip Sarapan
Sarapan bukan cuma soal energi, tapi juga kesempatan kenalan sama traveler lain di dapur hostel. Kadang, satu obrolan kecil bisa berujung rencana jalan bareng ke tempat keren.
8.3 Selalu Bawa Obat Dasar
Panas dalam, masuk angin, diare — hal kecil yang bisa ganggu mood jalan. Bawa selalu obat pribadi dan jangan lupa minum air cukup.
9. Dokumentasikan Perjalananmu dengan Cerdas
Banyak backpacker pemula pengen punya feed Instagram keren, tapi lupa menikmati momen langsung. Padahal, dokumentasi terbaik adalah yang seimbang.
9.1 Foto dengan Cerita, Bukan Sekadar Pose
Jangan cuma fokus cari spot viral. Coba foto kegiatan lokal, makanan unik, atau wajah-wajah ramah di pasar. Itu lebih otentik dan punya makna.
9.2 Catat Pengalaman Harian
Bisa lewat travel journal atau blog pribadi. Selain jadi kenangan, tulisan ini bisa bantu traveler lain yang pengen ke tempat sama.
9.3 Gunakan Media Sosial dengan Bijak
Bagikan pengalaman tanpa pamer. Ceritakan juga sisi “gagal” atau lucu dari perjalananmu — justru bagian itu yang bikin kisahmu terasa nyata dan relatable.
10. Bergabung dengan Komunitas Backpacker
Salah satu cara terbaik buat berkembang sebagai backpacker pemula adalah bergabung dengan komunitas. Dari sana, kamu bisa belajar, bertukar info, bahkan nemu teman jalan.
10.1 Komunitas Online dan Offline
Gabung di grup Facebook seperti Backpacker Dunia, Backpacker Indonesia, atau forum lokal di Reddit. Banyak info rute, tips, dan sharing pengalaman nyata dari sesama traveler.
10.2 Ikut Kegiatan Kopdar atau Traveling Bareng
Beberapa komunitas suka bikin trip bareng atau travel talk. Ini kesempatan bagus buat belajar langsung dari yang udah pengalaman.
10.3 Bangun Jejak Baik di Komunitas
Selalu berbagi informasi dengan jujur, nggak pelit tips, dan bantu anggota lain. Dunia backpacking kecil — reputasi baik bisa membuka banyak pintu, termasuk tawaran kerja di industri pariwisata!
11. Menghadapi Rasa Sepi Saat Solo Backpacking
Banyak backpacker pemula merasa takut bukan karena nyasar, tapi karena… kesepian. Nggak ada teman ngobrol, nggak ada yang bantu ambil foto, dan nggak ada yang bisa diajak curhat pas capek. Tapi justru di situlah seni solo traveling — kamu belajar menikmati kebersamaan dengan diri sendiri.
11.1 Nikmati Momen Sunyi
Coba duduk di kafe kecil, lihat orang lalu-lalang, atau jalan sore di taman kota tanpa buru-buru. Momen sunyi kayak gini justru bikin kamu sadar, betapa luasnya dunia dan betapa kecilnya kekhawatiranmu kemarin.
11.2 Temukan “Tribe” Kamu di Jalan
Di hostel, kafe, atau transportasi umum, banyak traveler yang juga sendirian. Sapa aja dengan sederhana, misalnya, “Hey, kamu juga traveling sendiri?” Biasanya, percakapan ringan kayak gitu bisa berujung makan bareng atau bahkan trip dadakan ke tempat baru.
11.3 Gunakan Waktu Sendiri untuk Refleksi
Solo backpacking sering jadi momen paling jujur buat mengenal diri. Apa yang sebenarnya kamu suka? Apa tujuanmu setelah ini? Banyak orang menemukan arah hidup baru setelah perjalanan sendirian.
12. Tips Mengatur Itinerary Fleksibel
Beda dengan tour package, jadi backpacker pemula artinya kamu bebas atur jadwal sesuka hati. Tapi bebas bukan berarti berantakan. Kamu tetap butuh rencana dasar, cuma jangan kaku.
12.1 Buat Rencana Harian yang Longgar
Misalnya, tentukan hanya dua tempat utama per hari. Sisanya biarkan mengalir. Dengan begitu, kamu bisa lebih spontan tanpa stres kejar waktu.
12.2 Gunakan Sistem “Anchor Point”
Ini trik yang sering aku pakai: pilih satu tempat sebagai “anchor” (misalnya hostel utama), lalu jelajahi area di sekitar situ sebelum pindah kota. Cara ini bikin kamu punya basis aman dan nggak bingung tiap hari pindah.
12.3 Siapkan Waktu Cadangan
Jangan isi itinerary sampai padat. Sisakan minimal satu hari kosong di tiap kota buat jaga-jaga kalau cuaca buruk, transportasi telat, atau kamu pengen santai. Fleksibilitas itu kunci kenyamanan backpacking.
13. Backpacking Ramah Lingkungan
Jadi backpacker sejati bukan cuma soal hemat uang, tapi juga peduli lingkungan. Dunia yang kita jelajahi sekarang harus tetap bisa dinikmati generasi berikutnya.
13.1 Kurangi Sampah Plastik
Gunakan botol minum isi ulang, tas kain, dan alat makan pribadi. Banyak kota wisata sekarang udah punya refill station gratis.
13.2 Pilih Transportasi Ramah Lingkungan
Kalau bisa, naik transportasi umum, jalan kaki, atau sewa sepeda. Selain hemat, kamu juga bisa lebih dekat sama kehidupan lokal.
13.3 Dukung Produk & Bisnis Lokal
Pilih makan di warung lokal, nginep di guesthouse kecil, dan beli oleh-oleh dari pengrajin setempat. Uangmu langsung bantu ekonomi lokal dan lebih berkesan daripada beli di toko franchise.
14. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari oleh Backpacker Pemula
Setelah bertahun-tahun ngelihat banyak backpacker pemula, ada beberapa kesalahan klasik yang sering banget terjadi. Yuk, belajar dari pengalaman orang lain biar kamu nggak jatuh di lubang yang sama.
14.1 Terlalu Banyak Bawa Barang
Semakin berat tasmu, semakin cepat kamu capek. Bawa seperlunya aja. Ingat: kamu bisa cuci baju di mana pun.
14.2 Nggak Punya Asuransi Perjalanan
Banyak yang mikir asuransi cuma buat orang kaya. Padahal, satu kecelakaan kecil bisa bikin kamu keluar biaya besar. Asuransi travel itu investasi, bukan beban.
14.3 Nggak Punya Cadangan Dana & Rencana Darurat
Siapkan minimal satu kartu debit atau e-wallet cadangan. Jangan sampai kamu kehabisan uang cuma karena kartu utama ke-block atau hilang.
15. Momen yang Akan Kamu Syukuri Sebagai Backpacker
Percayalah, begitu kamu mulai perjalanan pertamamu sebagai backpacker pemula, kamu akan mengalami momen-momen yang susah dilupakan.
15.1 Rasa Bangga Saat Bisa Bertahan Sendiri
Pertama kali kamu berhasil sampai di destinasi asing, pesan makanan dengan bahasa campur aduk, dan pulang dengan aman — itu kemenangan kecil yang luar biasa.
15.2 Pertemuan Tak Terduga yang Berarti
Kadang kamu ketemu orang yang cuma ngobrol 15 menit di kereta, tapi nasihatnya nempel seumur hidup. Dunia traveling penuh dengan orang-orang baik yang bisa jadi guru tanpa kamu duga.
15.3 Kesadaran Baru tentang Diri & Dunia
Setelah beberapa kali backpacking, kamu mulai sadar: hidup ternyata nggak harus serumit itu. Hal-hal kecil seperti secangkir kopi di pagi hari di negeri asing bisa jadi kebahagiaan sederhana yang murni.
Penutup: Setiap Langkah Adalah Cerita
Menjadi backpacker pemula itu bukan cuma soal liburan murah, tapi perjalanan menuju versi terbaik dari dirimu. Di setiap langkah, kamu belajar tentang keberanian, empati, dan kebebasan.
Jadi, jangan tunggu “sempurna” buat mulai. Rencanakan secukupnya, tapi beranilah melangkah. Karena sejatinya, kamu nggak akan pernah benar-benar tersesat — selama kamu tahu ke mana hati ingin pergi.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
1. Apakah backpacking cocok untuk perempuan yang traveling sendiri?
Ya, sangat bisa! Banyak traveler perempuan solo yang berhasil menjelajah dunia dengan aman. Kuncinya: riset tempat tujuan, pilih penginapan terpercaya, dan selalu percaya insting.
2. Berapa budget minimal untuk backpacking pertama kali?
Tergantung destinasi. Di Asia Tenggara, kamu bisa mulai dengan Rp3–5 juta untuk 4–5 hari, termasuk transport, makan, dan penginapan sederhana.
3. Apa bedanya backpacking dan traveling biasa?
Backpacking lebih fleksibel, mandiri, dan hemat. Kamu atur sendiri perjalananmu, tanpa jadwal kaku dari agen wisata.
4. Gimana kalau nyasar beneran?
Tenang. Gunakan peta offline, tanya warga lokal dengan sopan, dan jangan panik. Kadang, “tersesat” justru membawa kamu ke tempat paling menarik.
5. Kapan waktu terbaik memulai jadi backpacker pemula?
Sekarang. Serius! Mulailah dari kota terdekat, rasakan ritmenya, dan biarkan semangat petualangan tumbuh perlahan.
Rekomendasi Artikel Lainnya
Baca juga: 9 Tips Liburan Hemat Tanpa Mengorbankan Kesenangan
