Keindahan Pulau Sombori, destinasi wisata hidden gem di Sulawesi Tenggara yang disebut “Raja Ampat versi mini.”
Kenapa Kita Harus Mencari Wisata Hidden Gem di Indonesia?
Pernah nggak sih kamu merasa bosan dengan destinasi wisata yang itu-itu aja? Bali, Jogja, Bandung — semua sudah pernah dikunjungi, dan feed Instagram penuh dengan foto tempat yang sama. Padahal, di balik gemerlap destinasi populer itu, Indonesia menyimpan ribuan tempat luar biasa yang belum banyak dikenal orang. Inilah yang disebut wisata hidden gem — tempat-tempat yang masih “perawan,” belum banyak dijamah wisatawan, tapi menyimpan keindahan dan pengalaman yang luar biasa.
Sebagai seseorang yang sudah 20 tahun keliling nusantara untuk menulis tentang pariwisata, aku bisa bilang: keindahan sejati Indonesia justru sering tersembunyi di sudut-sudut yang belum banyak terekspos. Rasanya seperti menemukan harta karun — bukan karena tempatnya megah, tapi karena masih alami dan punya cerita. Misalnya, pernah aku ke Desa Wae Rebo di Flores. Jalannya menanjak, sinyal nyaris nggak ada, tapi ketika sampai di puncak — hamparan rumah adat berbentuk kerucut berdiri di tengah kabut. Magis banget!
Tempat-tempat seperti itu bukan cuma indah, tapi juga menenangkan. Nggak ada antrean tiket, nggak ada suara bising kendaraan, hanya alam, udara segar, dan orang-orang lokal yang ramah. Inilah esensi dari wisata hidden gem — pengalaman otentik yang bikin kamu merasa “hidup lagi.”
Kalau kamu tipe traveler yang ingin mencari sesuatu yang baru, jauh dari keramaian, dan ingin tahu seperti apa “Indonesia yang sesungguhnya”, maka daftar destinasi berikut wajib kamu simpan di bucket list. Tapi sebelum kita bahas tempat-tempatnya, yuk pahami dulu kenapa hidden gem ini semakin dicari para petualang modern.
Tren Baru: Dari Ramai ke Sunyi, Kenapa Orang Mulai Beralih ke Wisata Hidden Gem
Beberapa tahun terakhir, dunia pariwisata berubah drastis. Traveler modern bukan lagi sekadar mencari tempat hits buat foto, tapi lebih mengincar pengalaman yang bermakna. Banyak yang merasa jenuh dengan tempat penuh kerumunan dan mulai mencari ketenangan di lokasi yang masih tersembunyi. Nah, di sinilah wisata hidden gem muncul sebagai jawaban.
Orang sekarang ingin perjalanan yang “lebih pribadi.” Bukan hanya soal keindahan alam, tapi juga soal makna. Mereka ingin terkoneksi — dengan alam, budaya, dan diri sendiri. Misalnya, hiking ke air terjun tersembunyi di pedalaman Sumba, atau berinteraksi dengan warga lokal di pulau terpencil Maluku. Itu pengalaman yang nggak bisa dibeli dengan tiket pesawat kelas bisnis.
Selain itu, pandemi beberapa waktu lalu juga bikin banyak orang berpikir ulang soal liburan. Mereka ingin ruang terbuka, jauh dari keramaian, dan tempat yang “aman” dari hiruk pikuk kota. Itulah kenapa wisata seperti ini makin naik daun.
Kelebihan lainnya, destinasi hidden gem ini biasanya masih sangat alami dan murah! Banyak tempat yang belum tersentuh komersialisasi, jadi kamu bisa menikmati keindahan alam tanpa harus bayar mahal. Tapi, karena masih “rahasia,” kamu juga harus siap dengan keterbatasan fasilitas. Namun justru di situlah daya tariknya — petualangan dan kejutan yang tak terduga.
Bisa dibilang, wisata hidden gem bukan sekadar tren sementara. Ini adalah perubahan cara pandang terhadap traveling. Dari sekadar “melihat tempat,” menjadi “menikmati proses.” Dari “pamer foto,” menjadi “menyimpan cerita.” Dan Indonesia, dengan lebih dari 17 ribu pulau, jelas surga bagi para pencari keindahan tersembunyi.
1. Pulau Kei, Maluku Tenggara – Surga Tropis yang Masih Sepi
Pernah dengar tentang Pulau Kei? Mungkin belum banyak. Padahal, pantai-pantainya disebut-sebut sebagai salah satu yang terindah di dunia. Pasirnya putih sehalus tepung, lautnya bergradasi biru kehijauan, dan hampir setiap sore langitnya berubah jadi kanvas jingga yang luar biasa.
Aku pertama kali ke Kei sekitar 10 tahun lalu. Saat itu, belum banyak penginapan. Warga lokal bahkan membiarkan tamu menginap di rumah mereka, sekadar agar bisa mengenal lebih dekat budaya mereka. Dan percayalah, keramahan orang Maluku itu nggak ada tandingannya.
Salah satu yang wajib kamu kunjungi adalah Pantai Ngurtafur. Pantai ini unik banget — berupa hamparan pasir putih yang memanjang di tengah laut. Saat air surut, kamu bisa berjalan di atasnya seolah sedang berjalan di permukaan air. Dan kalau beruntung, kamu bisa melihat penyu-penyu besar yang sering muncul di sekitar pantai.
Selain itu, ada juga Desa Tual, pusat kehidupan masyarakat Kei. Di sini kamu bisa mencicipi kuliner khas seperti ikan bakar rica-rica dengan sambal colo-colo, atau ikut menonton tarian tradisional yang hanya digelar saat perayaan tertentu.
Namun, karena masih termasuk wisata hidden gem, fasilitas di Kei belum sebaik destinasi mainstream. Jadi, bawa perlengkapan pribadi yang cukup dan jangan berharap sinyal internet lancar. Tapi percayalah, justru ketenangan tanpa sinyal itulah yang membuat pengalaman di Kei terasa lebih “nyata.”
2. Wae Rebo, Flores – Desa di Atas Awan yang Menyentuh Jiwa
Bayangkan kamu mendaki selama empat jam, melewati hutan tropis dan kabut pagi, lalu tiba-tiba melihat tujuh rumah adat berbentuk kerucut berdiri di lembah kecil yang diselimuti awan. Pemandangan itu seperti keluar dari dunia dongeng — itulah Wae Rebo.
Desa ini disebut-sebut sebagai salah satu wisata hidden gem paling memukau di Indonesia Timur. Terletak di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, Wae Rebo masih sangat terjaga keasliannya. Warganya hidup dalam harmoni dengan alam, tanpa listrik berlebih, tanpa kebisingan mesin, hanya suara angin dan burung.
Setiap tamu yang datang wajib mengikuti ritual penyambutan di rumah utama, disebut “Mbaru Niang.” Di sana, kepala suku akan memberi restu agar pengunjung dianggap bagian dari keluarga besar desa. Momen ini terasa sangat sakral, membuat siapa pun yang datang merasa diterima sepenuh hati.
Bagi banyak traveler, Wae Rebo bukan sekadar tempat wisata. Ini perjalanan spiritual. Di sini kamu belajar menghargai kesederhanaan, ketenangan, dan makna kebersamaan.
Untuk menuju Wae Rebo, kamu bisa memulai dari Ruteng, lalu lanjut ke Denge, titik terakhir sebelum pendakian. Saran kecil: datanglah saat musim kemarau, karena jalur pendakian cukup licin kalau hujan.
3. Bukit Holbung, Danau Toba – Spot Sunset yang Belum Ramai
Siapa bilang Danau Toba cuma tentang Pulau Samosir? Sedikit bergeser ke arah barat laut, ada sebuah bukit bernama Holbung yang jadi spot sunset paling cantik di kawasan ini — tapi belum banyak orang tahu.
Bukit Holbung terkenal di kalangan traveler lokal karena panorama 360 derajatnya. Dari puncak, kamu bisa melihat birunya Danau Toba berpadu dengan hijau perbukitan. Saat matahari mulai turun, langit berubah warna, memantul di permukaan air dan menciptakan gradasi oranye keemasan yang sulit dilupakan.
Kelebihan Bukit Holbung dibanding tempat lain di sekitar Danau Toba adalah suasananya yang masih tenang. Kamu bisa mendirikan tenda di area camping yang luas, menyalakan api unggun, dan menikmati bintang tanpa gangguan lampu kota.
Banyak juga fotografer yang menjadikan Bukit Holbung sebagai lokasi hunting sunrise. Waktu terbaik datang adalah pagi buta sekitar pukul 5.30, saat kabut masih menggantung di atas danau — suasananya benar-benar magis.
Akses menuju bukit ini cukup mudah dari Dolok Sanggul. Tapi karena belum banyak petunjuk arah resmi, pastikan kamu menggunakan panduan lokal atau aplikasi peta offline. Meski belum setenar destinasi lain, Holbung menawarkan pengalaman “sunset pribadi” yang tidak bisa kamu temukan di tempat wisata mainstream.
4. Pantai Wedi Ombo, Gunungkidul – Permata Tersembunyi di Selatan Jogja
Kalau bicara tentang Jogja, kebanyakan orang langsung teringat Malioboro, Candi Prambanan, atau Parangtritis. Tapi sedikit yang tahu kalau di ujung selatan Gunungkidul ada pantai yang masih alami, bertebing, dan punya kolam alami di tepi laut: Pantai Wedi Ombo.
Namanya mungkin terdengar asing, tapi keindahannya bikin siapa pun betah berlama-lama.
Pantai ini terkenal dengan laguna alami yang terbentuk dari karang besar. Airnya jernih banget, dan karena terlindung dari ombak besar Samudra Hindia, kamu bisa berenang dengan aman di sini. Rasanya seperti punya kolam pribadi dengan latar laut biru luas di kejauhan.
Waktu terbaik untuk datang ke sini adalah pagi atau sore hari, ketika matahari masih lembut dan air laut surut. Kalau datang saat pasang, ombaknya bisa cukup tinggi — jadi selalu perhatikan tanda peringatan dan dengarkan arahan penjaga pantai.
Selain laguna, kamu bisa menjelajahi area sekitar yang dipenuhi tebing karang. Spot ini juga populer untuk camping dan fotografi, terutama saat matahari tenggelam. Banyak traveler yang bilang, sunset di Wedi Ombo itu “drama langit yang nggak pernah sama dua kali.”
Sebagai wisata hidden gem, akses ke pantai ini memang butuh sedikit usaha — sekitar 2,5 jam dari pusat Kota Jogja. Tapi jalanan sudah cukup bagus, dan begitu sampai, semua lelah langsung terbayar. Tak ada kafe mewah, tapi ada warung lokal yang menjual kelapa muda dan ikan bakar segar — simple, tapi nikmatnya luar biasa.
5. Pulau Kakaban, Kalimantan Timur – Berenang Bareng Ubur-Ubur Tak Menyengat
Kalau kamu suka laut, Pulau Kakaban wajib masuk daftar. Pulau ini ada di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, dan terkenal karena danau air asinnya yang dihuni ribuan ubur-ubur tak menyengat. Bayangkan sensasinya: berenang bersama makhluk transparan yang menari lembut di air, tanpa takut disengat.
Fenomena unik ini hanya ada di dua tempat di dunia — di Palau, Samudra Pasifik, dan di Pulau Kakaban ini. Jadi bisa dibilang, ini salah satu wisata hidden gem paling langka yang dimiliki Indonesia.
Selain danau ubur-ubur, Kakaban juga punya spot snorkeling dan diving kelas dunia. Terumbu karangnya masih alami, warna-warni, dan ikan-ikannya luar biasa banyak. Bahkan beberapa penyelam profesional bilang, Kakaban punya visibilitas bawah laut yang lebih jernih dari Raja Ampat.
Untuk mencapai Kakaban, kamu bisa berangkat dari Balikpapan atau Tarakan menuju Berau, lalu lanjut naik speedboat sekitar 2 jam. Jangan lupa bawa kamera underwater, karena pemandangannya benar-benar bikin takjub.
Yang menarik, masyarakat setempat sangat menjaga ekosistem di sini. Pengunjung wajib memakai pelampung dan tidak boleh menyentuh ubur-ubur. Tujuannya agar keseimbangan habitat tetap terjaga. Jadi selain menikmati keindahan, kamu juga ikut menjaga alam agar tetap lestari.
6. Lembah Harau, Sumatera Barat – Grand Canyon Versi Indonesia
Siapa sangka, Indonesia punya lembah dengan tebing granit raksasa setinggi 150 meter, mirip Grand Canyon di Amerika? Ya, tempat itu bernama Lembah Harau, dan lokasinya di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Lembah ini dikelilingi tebing vertikal berwarna oranye kecokelatan, sawah hijau, serta air terjun jernih di beberapa titik. Kombinasi warna dan teksturnya bikin suasana di sini terasa magis.
Bagi pencinta alam, Lembah Harau adalah surga kecil. Kamu bisa trekking, panjat tebing, atau sekadar bersepeda keliling lembah. Kalau beruntung, kamu akan melihat monyet ekor panjang melompat di antara pohon, atau mendengar kicau burung dari arah tebing.
Banyak juga penginapan bergaya homestay di area lembah, jadi kamu bisa menginap di tengah alam tanpa gangguan suara kendaraan. Malamnya, langit penuh bintang — sempurna buat yang suka fotografi atau sekadar rebahan sambil menikmati ketenangan.
Sebagai wisata hidden gem, Lembah Harau masih jauh dari hiruk pikuk turis. Jalan menuju ke sini sudah bagus, tapi tetap terasa alami. Penduduk lokalnya juga ramah banget, sering menawarkan kopi atau makanan ringan kepada pengunjung yang lewat.
Kalau kamu bosan dengan suasana kota dan ingin menyatu dengan alam, Harau adalah pilihan yang tepat. Alamnya megah, tapi tetap memberi rasa “rumah.”
7. Pantai Ora, Maluku Tengah – Maldives-nya Indonesia
Pernah dengar julukan “Maldives-nya Indonesia”? Itulah Pantai Ora, yang terletak di Pulau Seram, Maluku Tengah. Keindahannya benar-benar tak main-main. Air lautnya sebening kaca, bungalow-nya berdiri langsung di atas laut, dan pemandangan bawah airnya bikin siapa pun terpana.
Bedanya dengan Maldives, Ora masih sangat sepi. Tidak ada kerumunan, tidak ada kapal pesiar besar — hanya deru ombak dan suara burung dari hutan di belakang resort. Bagi pencinta keheningan dan romantisme, tempat ini bisa dibilang surganya.
Aktivitas yang paling populer di sini tentu saja snorkeling. Dari dermaga saja, kamu sudah bisa melihat karang warna-warni dan ikan kecil berenang bebas. Nggak perlu menyelam dalam-dalam, karena visibilitasnya sangat jernih.
Yang menarik, masyarakat sekitar Ora hidup berdampingan dengan wisatawan dengan cara yang bijak. Mereka tetap menjaga adat dan lingkungan, sementara wisata berkembang dengan cara yang berkelanjutan. Itulah yang membuat tempat ini tetap otentik.
Akses menuju Ora memang agak panjang — dari Ambon, kamu perlu menyeberang dengan kapal ke Pulau Seram, lalu melanjutkan perjalanan darat sekitar 2 jam. Tapi begitu tiba, semua rasa lelah langsung hilang. Pemandangannya? Satu kata: memukau!
8. Tana Toraja, Sulawesi Selatan – Keindahan Budaya yang Hidup
Kalau kamu menganggap wisata hidden gem hanya soal alam, kamu salah besar. Tana Toraja adalah bukti bahwa keindahan budaya juga bisa jadi permata tersembunyi.
Di sini, tradisi dan ritual hidup berdampingan dengan alam. Rumah adat Tongkonan berdiri megah di lembah hijau, dan masyarakatnya masih menjalankan upacara adat dengan penuh makna.
Salah satu daya tarik terbesar di Toraja adalah ritual Rambu Solo’ — upacara kematian yang bukan tentang kesedihan, melainkan perayaan kehidupan. Prosesi ini bisa berlangsung beberapa hari dengan musik, tarian, dan makanan khas. Mungkin terdengar unik, tapi bagi masyarakat Toraja, inilah cara menghormati leluhur dengan penuh kebanggaan.
Selain itu, pemandangan alam di sini juga luar biasa. Lembah hijau, sawah berundak, dan kabut pagi menciptakan suasana mistis tapi menenangkan. Ada juga tebing-tebing batu tempat jenazah disemayamkan dalam lubang-lubang kecil — bukti kekayaan budaya yang sudah ada sejak ratusan tahun.
Toraja bukan hanya destinasi, tapi perjalanan waktu. Kamu akan belajar banyak hal — tentang kehidupan, kematian, dan nilai-nilai kemanusiaan yang sering kita lupakan di kota besar.
9. Pulau Sombori, Sulawesi Tenggara – Raja Ampat Versi Mini
Kalau kamu pernah bermimpi ke Raja Ampat tapi terhalang biaya, tenang — Indonesia punya versi mininya yang nggak kalah menakjubkan: Pulau Sombori di Sulawesi Tenggara. Tempat ini sering disebut “Raja Ampat-nya Sulawesi” karena punya gugusan pulau karst, laguna biru toska, dan air sebening kristal.
Begitu sampai di sini, kamu akan disambut panorama laut tenang dengan pulau-pulau kecil menjulang dari air. Dari atas drone, bentuknya mirip labirin alami — cantik banget! Aktivitas utama tentu saja island hopping dan snorkeling. Karang di sini masih alami, dengan ikan warna-warni dan bahkan penyu yang sesekali muncul di perairan dangkal.
Salah satu spot paling ikonik di Sombori adalah Puncak Kayangan, tempat terbaik untuk melihat seluruh gugusan pulau dari ketinggian. Dari atas sini, kamu bakal sadar bahwa Indonesia benar-benar kaya — bukan hanya sumber daya alam, tapi juga keindahan yang belum banyak dijelajahi.
Meski termasuk wisata hidden gem, fasilitas di Sombori mulai berkembang. Beberapa homestay sederhana tersedia di pulau terdekat, dan warga lokal sangat ramah membantu wisatawan. Tapi jangan berharap jaringan internet cepat — di sini, kamu justru diajak untuk “melepaskan diri” sejenak dari dunia digital dan benar-benar menikmati alam.
Kalau kamu suka petualangan, Sombori akan memberikan pengalaman yang nggak akan terlupakan. Seolah kamu menemukan surga pribadi di tengah lautan.
10. Desa Bena, Nusa Tenggara Timur – Warisan Leluhur yang Masih Hidup
Terletak di Kabupaten Ngada, Flores, Desa Bena adalah salah satu desa megalitik tertua di Indonesia. Di sini, waktu seolah berhenti. Rumah-rumah adat berdiri berjejer dengan atap ilalang runcing, di tengah hamparan batu-batu besar yang menjadi simbol leluhur.
Sebagai wisata hidden gem, Desa Bena bukan tempat untuk mencari keseruan modern, melainkan untuk menyelami sejarah dan kearifan lokal. Warganya masih menjaga tradisi turun-temurun, dari cara mereka membangun rumah, membuat tenun ikat, hingga menjalankan upacara adat.
Yang bikin Desa Bena istimewa adalah aura spiritualnya. Banyak pengunjung merasa seperti dibawa ke masa lalu, ke masa ketika manusia hidup berdampingan dengan alam tanpa ambisi berlebihan. Masyarakat di sini percaya bahwa setiap batu, pohon, dan gunung punya roh penjaga.
Kamu bisa berbincang dengan warga, belajar menenun, atau sekadar duduk di bawah pohon sambil menikmati pemandangan Gunung Inerie yang megah di kejauhan. Setiap momen di sini terasa bermakna dan menenangkan.
Menuju Desa Bena cukup mudah dari Bajawa, hanya sekitar 19 km dengan pemandangan indah sepanjang jalan. Jangan lupa bawa uang tunai, karena belum ada ATM di desa ini.
11. Air Terjun Tumpak Sewu, Lumajang – Niagara dari Jawa Timur
Bisa dibilang, Air Terjun Tumpak Sewu adalah mahakarya alam yang masih belum terlalu ramai dikunjungi wisatawan luar. Terletak di perbatasan Malang dan Lumajang, air terjun ini disebut-sebut sebagai yang paling indah di Pulau Jawa.
Bayangkan tebing melingkar setinggi 120 meter dengan puluhan aliran air yang jatuh bersamaan — makanya disebut “Tumpak Sewu,” yang berarti seribu air terjun. Dari atas, pemandangannya spektakuler. Tapi kalau kamu cukup berani turun ke bawah lembah, kamu akan melihat pemandangan yang lebih dahsyat: dinding air raksasa yang mengelilingimu dari segala arah. Rasanya seperti berdiri di tengah katedral alam.
Tapi jangan salah, perjalanan ke dasar air terjun ini butuh tenaga ekstra. Jalannya curam dan licin, jadi pastikan kamu pakai alas kaki yang kuat dan bawa air minum cukup. Semua perjuangan itu akan terbayar lunas begitu kamu tiba di bawah dan merasakan percikan air yang segar membasuh wajahmu.
Tempat ini adalah contoh sempurna dari wisata hidden gem yang menantang tapi memuaskan. Bukan hanya indah untuk difoto, tapi juga memunculkan rasa kagum yang tulus terhadap kekuatan alam.
12. Pulau Bawah, Kepulauan Anambas – Pesona Eksklusif di Ujung Barat
Bayangkan laut sebening kaca, bungalow kayu di atas air, dan hutan tropis yang masih perawan. Itulah Pulau Bawah, sebuah pulau kecil di Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Tempat ini sering disebut sebagai “permata tersembunyi” di ujung barat Indonesia.
Berbeda dengan destinasi mainstream, Pulau Bawah punya konsep eco-luxury resort — eksklusif tapi tetap ramah lingkungan. Jumlah tamu dibatasi agar ekosistem tetap terjaga, dan semua fasilitas dibangun dari bahan alami. Bahkan airnya didaur ulang dengan teknologi ramah lingkungan.
Untuk menuju ke sini, kamu perlu sedikit perjuangan: dari Batam naik pesawat amfibi kecil sekitar 80 menit. Tapi begitu mendarat di laguna biru kehijauan, kamu akan merasa seperti masuk ke dunia lain — tenang, bersih, dan sempurna untuk relaksasi total.
Pulau Bawah mungkin tidak murah, tapi nilainya sepadan. Di sini, kamu bukan hanya jadi turis, tapi juga bagian dari upaya pelestarian alam laut Indonesia. Dan pengalaman seperti itu jarang ditemukan di tempat lain.
13. Teluk Kiluan, Lampung – Surga Para Lumba-Lumba
Kalau kamu ingin pengalaman yang lebih interaktif, coba datang ke Teluk Kiluan di Lampung. Setiap pagi, ratusan lumba-lumba liar bisa terlihat melompat di laut lepas. Pemandangannya begitu menakjubkan — apalagi kalau kamu beruntung melihat mereka dari jarak dekat.
Teluk Kiluan juga dikenal dengan pantainya yang masih alami dan jernih. Banyak wisatawan yang memilih menginap di homestay sederhana di tepi pantai, bangun pagi-pagi, lalu naik perahu kecil untuk menyaksikan parade lumba-lumba.
Selain lumba-lumba, Kiluan punya laguna indah yang tersembunyi di antara tebing. Airnya hijau kebiruan, dikelilingi batu karang alami, dan cocok banget untuk berenang santai. Suasananya damai, seolah dunia berhenti sejenak di sini.
Meski masih termasuk wisata hidden gem, Kiluan mulai dikenal pelancong domestik. Tapi untungnya, pemerintah dan masyarakat setempat cukup menjaga agar tidak berubah jadi destinasi komersial. Mereka sadar, keaslian dan ketenangan adalah daya tarik utama tempat ini.
14. Bukit Teletubbies, Bromo – Keindahan yang Sering Terlewatkan
Siapa yang tak kenal Gunung Bromo? Tapi di balik lautan pasir dan kawahnya yang legendaris, ada satu tempat yang sering luput dari perhatian wisatawan: Bukit Teletubbies.
Dinamai demikian karena bentuk bukitnya yang bulat-bulat hijau seperti latar film anak-anak itu, tempat ini jadi spot foto alami yang luar biasa.
Waktu terbaik ke sini adalah pagi hari, saat embun masih menempel di rumput dan sinar matahari menembus kabut tipis. Rasanya tenang banget, jauh berbeda dari suasana ramai di area kawah. Kamu bisa piknik santai, foto-foto, atau sekadar duduk menikmati semilir angin pegunungan.
Bukit Teletubbies adalah wisata hidden gem dalam kawasan populer — seolah permata yang bersembunyi di balik kemegahan Gunung Bromo. Cocok banget buat kamu yang ingin suasana lebih damai tanpa kehilangan keindahan alam khas Bromo.
15. Danau Labuan Cermin, Berau – Dua Dunia dalam Satu Danau
Bayangkan kamu melihat danau yang separuh airnya asin dan separuhnya tawar, tapi tetap bening seperti kaca. Ajaib, kan? Itulah Danau Labuan Cermin di Berau, Kalimantan Timur.
Airnya begitu jernih sampai perahu yang melintas terlihat seolah mengambang di udara.
Fenomena unik ini terjadi karena adanya lapisan air asin di bawah dan air tawar di atas yang tidak bercampur. Kamu bisa snorkeling di sini dan melihat perbedaan kedua lapisan air secara langsung — sensasi yang hanya bisa kamu rasakan di sedikit tempat di dunia.
Selain keindahan danau, suasana sekitar juga tenang. Pepohonan rindang, udara sejuk, dan suara burung jadi pengiring alami. Cocok banget buat kamu yang ingin liburan untuk recharge pikiran.
Untuk menuju ke sini, kamu bisa berangkat dari Tanjung Redeb lalu lanjut ke Biduk-biduk sekitar 6 jam perjalanan darat. Tapi percayalah, setiap menit perjalanan terbayar lunas begitu kamu melihat keajaiban alam ini dengan mata kepala sendiri.
Kesimpulan: Hidden Gem Itu Bukan Sekadar Tempat, Tapi Pengalaman
Jadi, setelah menjelajah ke berbagai sudut Indonesia, aku bisa bilang satu hal: wisata hidden gem itu bukan cuma soal keindahan alam, tapi tentang bagaimana kita menemukan diri sendiri lewat perjalanan.
Di tempat-tempat tersembunyi itu, kita belajar kembali menghargai kesederhanaan, kesunyian, dan interaksi manusia yang tulus.
Indonesia punya ribuan permata tersembunyi yang menunggu untuk ditemukan — dari pantai terpencil hingga desa adat yang kaya budaya. Dan setiap tempat punya kisahnya sendiri, menunggu kamu datang untuk mendengarkannya.
Jadi, kalau kamu merasa dunia terlalu bising, mungkin sudah saatnya menepi sejenak. Ambil ranselmu, tinggalkan notifikasi, dan temukan “Indonesia yang belum banyak dikenal.”
FAQ Tentang Wisata Hidden Gem di Indonesia
1. Apa itu wisata hidden gem?
Wisata hidden gem adalah destinasi yang belum banyak dikenal, masih alami, dan biasanya belum ramai oleh wisatawan. Daya tarik utamanya ada pada keaslian dan pengalaman yang lebih personal.
2. Bagaimana cara menemukan hidden gem di Indonesia?
Gunakan media sosial, komunitas traveler lokal, atau tanya langsung ke warga daerah. Kadang tempat terbaik justru tidak ada di peta.
3. Apakah hidden gem selalu sulit dijangkau?
Tidak selalu. Beberapa memang butuh usaha ekstra, tapi banyak juga yang mudah dijangkau asal kamu tahu lokasinya.
4. Kapan waktu terbaik mengunjungi wisata hidden gem?
Umumnya saat musim kemarau, antara Mei–September. Cuaca cerah dan akses jalan lebih mudah.
5. Apa yang harus diperhatikan saat mengunjungi hidden gem?
Hormati alam dan warga lokal. Jangan buang sampah sembarangan, hindari vandalism, dan selalu bawa pulang kenangan, bukan kerusakan.
Rekomendasi Artikel Lainnya
Baca juga: Kenapa Bali Masih Jadi Destinasi Favorit Wisatawan Dunia?
